LAPORAN
KEGIATAN
IDENTIFIKASI LUMUT
Disusun oleh :
Anis Faizah
07 / X_2
SMA N 1 BOYOLALI
Rintisan Sekolah Menengah Atas
Bertaraf Internasional
Jl.
Kates No.08 Boyolali Kode Pos : 57316
Website
: http//:www.sman1boyolali.sch.id
A. Judul Kegiatan : Kegiatan Identifikasi Lumut
B. Tujuan : Untuk mengetahui
beberapa jenis lumut
beserta daur hidup dan manfaat lumut.
C. Alat dan Bahan :
a. Cutter
b. Lumut Daun
c. Lumut Hati
d. Lumut Tanduk
D. Cara Kerja :
a. Mengambil lumut daun,
lumut hati, dan lumut tanduk yang berada di sekitar kita dengan menggunakan
cutter.
b. Mengamati bagaimana
bentuk spesifikasi dari lumut daun, lumut hati, dan lumut tanduk.
E. Hasil Kegiatan :
a. Lumut Daun
b. Lumut Hati
c. Lumut Tanduk
F. Permasalahan :
1. Sebutkan ciri-cir lumut
!
2. Jelaskan perbedaan lumut
daun, lumut hati, dan lumut tanduk !
3. Buatlah bagan daur hidup
lumut !
4. Jelaskan manfaat lumut !
5. Di Sumatra dan
Kalimantan, banyak ditemukan daerah lumut gambut yang dimanfaatkan sebagai
lahan pertanian. Bagaimana pendapatmu ?
Jawab :
1. Ciri-ciri Lumut :
a) Dapat berfotosintesis.
b) Multiseluler dan
eukariotik.
c) Tidak memiliki akar,
batang dan daun sejati (talus).
d) Tidak memiliki pembuluh
angkut (xylem dan floem).
e) Mengalami pergiliran
keturunan (dari gametofit-sporofit).
f) Reproduksi seksual dan aseksual
(spora).
2. Perbedaan lumut daun,
lumut hati, dan lumut tanduk :
a) Lumut Daun
Lumut sejati atau disebut juga Lumut daun atau Bryophyta juga nama lainnya yaitu Musci adalah anggota tumbuhan tidak berpembuluh dan tumbuhan berspora yang termasuk dalam superdivisi
tumbuhan lumut atau Bryophyta.
Lumut ini disebut sebagai lumut sejati, karena bentuk tubuhnya seperti tumbuhan
kecil yang memiliki bagian akar (rizoid), batang, dan daun. Lumut
daun merupakan tumbuhan kecil yang mempunyai batang semu dan tumbuhnya tegak.
Lumut ini tidak melekat pada substratnya, tetapi mempunyai rizoid yang melekat
pada tempat tumbuhnya. Bentuk daunnya berupa lembaran yang tersusun spiral.
Habitat lumut daun dapat tumbuh di tanah-tanah
gundul yang secara periodik mengalami kekeringan, di atas pasir bergerak, di
antara rumput-rumput, di atas batu cadas, batang pohon, di rawa-rawa, dan
sedikit yang terdapat di dalam air. Kebanyakan
lumut ini tumbuh di rawa-rawa yang membentuk rumpun atau bantalan yang dari
tiap-tiap tahun tampak bertambah luas sedangkan bagian bawah yang ada dalam air
mati berubah menjadi gambut yang membentuk tanah gambut. Jenis tanah ini
bermanfaat untuk menggemburkan medium pada tanaman pot dan dapat dimanfaatkan
sebagai bahan bakar. Karena habitatnya sangat luas, maka tubuhnya pun mempunyai
struktur yang bermacam-macam.
Di
daerah kering, badan lumut ini dapat berbentuk seperti bantalan, sedangkan yang
hidup di tanah hutan dapat berbentuk seperti lapisan permadani. Lumut di daerah
lahan gambut dapat menutupi tanah sampai beribu kilometer.
Lumut
ini hampir tidak pernah mengisap air dari dalam tanah, tetapi justru banyak melindungi tanah dari penguapan air yang terlalu besar. Lumut daun merupakan
tumbuhan yang berdiri tegak, kecil, dan letak daunnya tersusun teratur
mengelilingi tangkainya seperti spiral.
Reproduksi pada lumut daun,
alat-alat kelaminnya terkumpul pada ujung batang atau ujung cabang-cabangnya,
dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya paling atas. Ada lumut daun yang
bersifat banci atau berumah satu, yaitu jika terdapat anteridium dan arkegonium, sedangkan yang bersifat berumah dua jika kumpulan
anteridium dan arkegonium terpisah tempatnya. Apabila anteridium ini sudah
masak, maka akan membuka pada ujungnya, hal ini terjadi karena sel-sel dinding
yang letaknya di ujung menjadi berlendir dan mengembang sehingga kutikulanya
pecah. Hal tersebut juga terjadi pada arkegonium yang sel telurnya telah siap
untuk dibuahi. Pada arkegonium, tepi bagian dindingnya terbuka dan akan
membengkok ke luar dan berbentuk seperti corong. Apabila ada hujan, air ini
sangat membantu spermatozoid menuju sel telur, dan sel telur ini menghasilkan
sakarose untuk menarik spermatozoid dan gerakannya disebut sebagai gerak
kemotaksis. Setelah terjadi pembuahan, akan terbentuk zigot, selanjutnya akan
berkembang menjadi embrio kemudian berkembang menjadi sporofit.
Pada tempat yang sesuai,
spora akan berkecambah membentuk protonema. Protonema ini terdiri
atas benang berwarna hijau, fototrof, bercabang-cabang, dan dapat dilihat
dengan mata biasa karena mirip seperti hifa cendawan. Dari protonema, muncul rizoid yang
masuk ke dalam tanah. Pada keadaan cukup cahaya, protonema akan membentuk
kuncup yang dapat berkembang menjadi tumbuhan lumut. Terjadinya kuncup diawali
dengan adanya tonjolan-tonjolan ke samping pada cabang protonema. Lama-kelamaan
pada ujungnya akan terjadi sel berbentuk piramida yang meristematik. Jika sel
piramida terputus, akan tumbuh anakan baru dari sel tersebut.
b) Lumut Hati
Marchantiophyta (Hepaticophyta)
atau lumut hati banyak ditemukan menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang lembap. Bentuk tubuhnya berupa lembaran
mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut
hati merupakan kelompok peralihan dari tumbuhanThallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota lebih dari 6000 spesies. lumut hati banyak
ditemukan menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang lembab. Bentuk
tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya
memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak
yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari
tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota lebih
dari 6000 spesies. lumut hati banyak ditemukan
menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang lembab. Bentuk tubuhnya
berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya memiliki
struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak
yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari
tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota lebih
dari 6000 spesies. Lumut hati tubuhnya berbentuk lembaran,
menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing. Terdapat rizoid berfungsi
untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan. Tidak memiliki batang dan daun.
Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma (kuncup), secara generatif
dengan membentuk gamet jantan dan betina. Contohnya: Ricciocarpus, Marchantia
dan lunularia.
Kebanyakan lumut
hati hidup di tempat-tempat yang basah, oleh sebab itu tubuhnya mempunyai
struktur yang higromorf. Bentuk lain jarang ditemukan, meskipun ada
pula yang terdapat pada tempat-tempat yang amat kering, misalnya pada
kulit-kulit pohon, di atas tanah atau batu cadas, sehingga tubuhnya perlu
mempunyai stuktur yang xeromorf. Dalam tubuh terdapat alat penyimpan air,
atau dapat menjadi kering tanpa mengakibatkan kematiannya. Yang bersifat epifit
ada yang dapat hidup pada daun pohon-pohon dalam rimba daerah tropika, dan
karena hidupnya di atas daun itu lumut tadi merupakan suatu bentuk ekologi yang
khusus yang dinamakan epifit.
c) Lumut Tanduk
Lumut tanduk atau disebut juga Anthocerotopsida adalah
anggota tumbuhan tidak
berpembuluh dan tumbuhan berspora yang termasuk dalam superdivisi tumbuhan lumut atau Bryophyta. Tumbuhan ini biasa hidup
melekat di atas tanah dengan perantara rizoidnya. Lumut tanduk mempunyai talus yang sederhana dan hanya memiliki satu kloroplas pada tiap selnya.
Pada bagian bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup. Lumut tanduk sering dijumpai hidup di
tepi danau, sungai atau disepanjang selokan.
Anthoserofita
tidak berbeda jauh dengan lumut hati. Perbedaan
lumut tanduk dengan lumut hati adalah sporofitnya yang membentuk kapsul
memanjang dengan hamparan gametofit seperti karpet yang lebar. Lumut tanduk
berdasarkan asam nukleatnya memiliki kekerabatan hubungan yang dekat dengan
tumbuhan berpembuluh (trakeofita/tumbuhan vaskuler).
Lumut tanduk juga mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) ketika fase sporofit dan fase gametofit terjadi secara bergiliran.
Susunan sporogonium lumut tanduk lebih rumit jika dibandingkan dengan lumut
hati lainnya. Gametofitnya mempunyai cakram dan tepi bertoreh. Sepanjang poros
bujurnya terdapat sederetan sel mandul yang disebut kolumela. Kulomela
dilindungi oleh arkespora penghasil spora. Dalam askespora, selain spora, juga dihasilkan sel mandul yang disebut
elatera. Tidak seperti lumut hati lainnya, masaknya kapsul spora pada
sporogonium lumut tanduk tidak bersamaan, tetapi berurutan dari bagian atas
sampai pada bagian bawah.
3. Bagan daur hidup lumut
4. Manfaat Lumut
v
Marchantia polymorpha sebagai obat penyakit
hepatitis.
v
Sphagnum fimbriatum,
Sphagnum squarrosum, Sphagnum acutifolium, Sphagnum ruppinense sebagai pengganti
kapas.
v
Sebagai
bantalan lumut di hutan, mampu menyerap air hujan dan air salju yang mencair.
v
Lumut
gambut di daerah rawa sebagai penyubur tanah.
v
Lumut
merupakan vegetasi perintis (tumbuhan pionir).
v
Untuk
mencegah erosi.
5.
Pendapat saya mengenai lumut gambut yang banyak ditemukan di Sumatra dan Kalimantan : lumut gambut (Sphagnum sp.) mempunyai beberapa manfaat, selain untuk menyuburkan tanah di daerah rawa, lumut gambut juga dapat dimanfaatkan untuk pengganti kapas.
Pendapat saya mengenai lumut gambut yang banyak ditemukan di Sumatra dan Kalimantan : lumut gambut (Sphagnum sp.) mempunyai beberapa manfaat, selain untuk menyuburkan tanah di daerah rawa, lumut gambut juga dapat dimanfaatkan untuk pengganti kapas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar